Humor Dalam Perkawinan, Perlu!


Coba Anda ingat-ingat, kapan terakhir kali Anda dan suami tertawa bersama? Jika sudah cukup lama tidak melakukan kebiasaan ini, sebaiknya kembalikan keceriaan hubungan lewat humor atau cerita-cerita lucu.

Menurut pakar perkawinan, John Gottman, pendiri Gottman Institute di Seattle, AS, salah satu resep perkawinan langgeng adalah hubungan yang diwarnai humor dan dipenuhi gelak tawa. Sebab, ketika pasangan tertawa bersama, mereka mengalirkan energi positif satu sama lain.

Humor,
memang bisa membangkitkan mood seseorang. Ketika suasana hati sedang kacau, humor atau lelucon mampu mengubah rasa sedih, marah, benci menjadi perasaan relaks dan happy. Anda berdua bisa tertawa lepas, otomatis stres lenyap.

Sayangnya, saat ini tidak sedikit perkawinan yang melupakan ’kekuatan’ humor. Terutama, ketika beban mengurus buah hati, dan kebutuhan rumah semakin bertambah. Padahal, saat humor ‘terkubur’, beban tersebut akan terasa semakin berat, akibatnya muncul ketegangan di antara Anda berdua, yang justru memicu konflik.

Tapi, jangan khawatir. Anda dan suami masih bisa kok, mengembalikan humor dalam perkawinan. Mulailah mengasah kembali selera humor. Tidak sesulit yang dibayangkan, sebab humor atau tawa ibarat virus yang bisa menular cepat pada orang-orang di sekeliling Anda.

Nah, jika Ingin menghadirkan humor sehat dalam perkawinan Anda, coba trik berikut ini juga:

-Libatkan humor dalam obrolan sehari-hari. Dengan begitu, masalah seberat apapun bisa terasa ringan. Yang paling mudah adalah menertawakan sesuatu yang Anda alami. Entah itu, kejadian sehari-hari di kantor, saat macet di jalan atau di rumah. Temukan humor di mana saja. Ketika ada sesuatu yang lucu dan bisa membuat Anda tertawa, nikmatilah, dan hadiahkan humor tersebut ke suami.

- Hindari humor yang sarkasme, dan bermuatan SARA. Hindari juga lelucon yang sensitif, dan bisa menyinggung perasaan suami, misalnya tentang jabatan pekerjaannya yang belum juga dipromosikan atau penghasilannya yang lebih kecil dari Anda.

- Kumpulkan cerita, teka-teki atau pantun lucu dari majalah, koran atau internet. Tulis di kerta, lalu tempelkan di lemari es. Ketika Anda atau suami ingin mengambil sesuatu dari lemari es, Anda berdua tanpa sengaja bisa membaca cerita lucu tersebut. Setidaknya, bisa membuat Anda tersenyum

- Beri suami semangat agar mau berbagi humor. Dengarkan dan hargai lelucon yang dilontarkan suami. Ketika melihat Anda menikmati humornya, dia akan merasa senang, dan terus melucu.

- Bergaul dengan rekan kerja yang hobi melontarkan humor. Dengan begitu referensi Anda dalam hal anekdot atau cerita-cerita lucu lainnya bisa bertambah. Dan, jangan lupa menceritakan kembali pada suami.

- Jangan merasa malu bila lelucon Anda tidak membuat suami tertawa. Relaks saja, Anda bisa terus mencoba hingga bisa menggelitik perasaannya.

- Tonton film komedi berdua. Ajak dia menonton film komedi, seperti Si Jago Merah atau Nagabonar Jadi 2.

Efektif di Pusat Kebugaran


Demi tubuh indah dan kencang, sesungguhnya Anda tidak perlu menghabiskan waktu banyak di pusat kebugaran. Tapi kenyataannya, kebanyakan peserta banyak membuang waktunya untuk hal-hal remeh.

Seperti, mondar-mandir dari satu alat ke alat yang lain, menunggui seseorang selesai memakai alat favorit Anda, atau kesibukan yang tak jelas dalam menyiapkan peralatan yang akan digunakan. Atau, yang sering kali terjadi, lebih banyak waktu Anda habiskan untuk bergosip dengan teman!

Kalau Anda orang yang sibuk dan tidak punya banyak waktu, dan berminat mengefektifkan waktu Anda? inilah saran Jay Blahnik, pelatih Laguna Beach, California!

Perkiraan waktu:
- 5 - 10 menit pemanasan.

- 15 menit latihan penguatan otot (catatan: setiap gerakan membutuhkan waktu sekitar 4 detik dengan repetisi 10 sampai 15 kali, atau kira-kira 1 menit. Dilakukan dua set = 2 menit. Total 5 gerakan = 10 menit. Ditambah istirahat setiap pergantian gerakan ½ - 1 menit = + 5 menit).

- 5 - 10 menit peregangan.

Ayo, latihan efektif!
- Tetapkan tujuan ke pusat kebugaran sejak dari rumah. Apakah Anda ingin membakar lemak, mengencangkan otot perut, mengecilkan pinggang, atau yang lainnya.

- Jika Anda mempunyai waktu fleksibel, sebaiknya jangan mendatangi pusat kebugaran ketika jam sibuk, yaitu antara pukul 5 sore -7 malam. Lebih baik manfaatkan waktu sepi di antara pukul 10 pagi - 4 sore.

- Jika memungkinkan, gunakan sepeda, atau sepatu roda, atau jogging menuju pusat kebugaran. Sehingga, begitu tiba di pusat kebugaran, Anda langsung melakukan gerakan inti.

- Sebelum latihan, lakukan pemanasan untuk mempercepat denyut nadi, dengan jalan kaki atau naik tangga selama 2 menit. Lakukan gerakan memutar badan ke kiri dan samping, memutar bahu ke arah belakang dan ke depan, serta menggerakkan kepala ke kiri, kanan, atas, dan bawah.

- Lebih baik lagi jika pemanasan menggunakan treadmill. Namun, ganti-gantilah kecepatannya, jangan dibiarkan monoton. Mengapa? Karena, kecepatan yang sama tidak efektif untuk membakar kalori, dan juga membuat latihan membosankan.

- Untuk menghindari ‘ngerumpi’ di gym, dengarkanlah musik melalui earphone. Ini membuat orang segan untuk mengajak bicara, sekaligus Anda bisa lebih berkonsentrasi pada latihan.

- Gunakan jam tangan, dan istirahat cukup 15-30 detik setiap set. Cara ini membuat detak jantung Anda lebih meningkat sehingga kalori yang terbakar pun lebih banyak.

Tes Genetika, Perlukah?


Setiap orang mewarisi satu gen dari pihak ayah dan satu gen dari pihak ibu. Jika kedua gen yang diturunkan ke anak adalah gen normal, maka sang anak akan normal. Jika satu gen yang diperoleh normal sedangkan satu gen lagi merupakan gen yang sakit, maka si anak akan hidup normal (tidak menunjukkan gejala sakit), tapi ia menjadi pembawa sifat sakit, karena dapat menurunkan gen yang sakit itu kepada keturunannya kelak. Orang yang demikian ini disebut sebagai pembawa gen sakit. Sedangkan jika anak diwarisi dua gen yang sakit, maka ia akan menderita penyakit yang disebut dengan penyakit keturunan.

Kini, Linda Nicholson, MS, MC, Konsultan genetika dari Rumah Sakit anak, Alfred I. DuPont, AS, mengungkapkan dengan tes genetika bukanlah suatu hal yang mustahil bagi Anda dan suami (atau calon suami), untuk mendeteksi dini apakah anak Anda kelak akan menderita penyakit yang diturunkan dari Anda atau pasangan.

Penyakit yang dapat diturunkan melalui gen, seperti: thalassemia, sindroma down, hemofilia, penyakit kelainan otot, dan hipotiroid congenital. Pastinya, Anda akan melakukan segala hal agar penyakit-penyakit kronis ini tidak diderita si kecil. Karena itu, cari tahu caranya berikut ini.

Siapa yang perlu melakukan tes genetika?
- Anda yang dalam keluarganya terdapat penderita thalassemia, hemofilia, dan penyakit keturunan lain seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
- Anda sudah mengalami keguguran sebanyak 2 kali atau lebih.
- Anda akan merencanakan punya anak di atas usia 35 tahun.

Kapan melakukan tes?
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sebelum pasangan menikah. Namun, pada pasangan yang sudah menikah dan ingin memiliki anak atau menambah anak, juga baik bila melakukan tes genetika untuk pencegahan. Selain orang dewasa, tes genetika juga bisa dilakukan pada bayi dan janin yang sedang dikandung ibu.

Cara tes
Umumnya, tes dilakukan dengan mengambil lalu memeriksa contoh darah Anda atau pasangan untuk mengidentifikasi adanya gen sakit. Untuk penyakit thalassemia dan hemofilia, deteksi dapat dilakukan pada janin berusia minimal 10 minggu. Yang diperiksa adalah DNA dari contoh plasenta janin. Sementara bila janin telah berusia minimal 16 minggu, DNA diperiksa dari contoh air ketuban.

Kelainan kromosom dari penyakit sindroma down dideteksi pada bayi atau janin dengan mengambil darah dari tali pusat bayi, atau contoh jaringan ari-ari, atau dari air ketuban. Pemeriksaan pada janin dilakukan pada kehamilan berusia antara 10 sampai dengan 16 minggu.

Bagaimana bila hasil tes positif?
Bila yang dites adalah Anda dan pasangan, dan hasilnya adalah salah satu (Anda atau pasangan) ternyata diketahui merupakan pembawa gen sakit sedangkan satunya normal, maka keturunan Anda aman terhadap penyakit keturunan. Kemungkinan terburuk, anak Anda kelak hanyalah sebagai pembawa gen sakit.

Akan tetapi, apabila Anda dan pasangan ternyata sama-sama dinyatakan positif sebagai pembawa gen sakit, biasanya dokter akan menyerahkan keputusan kepada Anda berdua, apakah kelak akan memiliki anak atau tidak. Karena, kemungkinan anak Anda akan menderita penyakit keturunan kelak adalah 25 persen, 50 persen akan menjadi pembawa gen sakit, 25 persen akan menjadi normal (sehat).